Minggu, 03 April 2011

PERLAKUAN TERHADAP ILMU PENGETAHUAN


Ada perlakuan yang tidak corret terhadap ilmu pengetahuan di perguruan tinggi pada khususnya. Dikatakan tidak corret karena disitu ilmu pengetahuan dihayati tidak dalam artinya yang lengkap yaitu: ilmu pengetahuan dalam artian produk, ilmu pengetahuan dalam artian proses dan ilmu pengetahuan dalam artian masyarakat (community).
v     Ilmu pengetahuan, sebagai produk adalah pengetahuan yang telah diketahui dan diakui kebenarannya oleh masyarakat ilmuwan.
v     Ilmu pengetahuan, sebagai proses adalah kegiatan kemasyarakatan yang dilakukan demi penemuan dan pemahaman dunia alami sebagaimana adanya dan bukan sebagai man yang dikehendaki..
v     Ilmu pengetahuan, sebagai masyarakat adalah suatu community dimana tindak-tanduk, perilaku dan sikap serta tutur-kata para warganya di atur oleh empat ketentuan, yaitu :
1.      Universalisme
Berarti bahwa ilmu pengetahuan harus bebas dari warna kulit, ras, keturunan maupun keyakinan.
2.      Komunialisme
Berarti bahwa ilmu pengetahuan merupakan milik masyarakat (public knowleadge) .
3.      Disinterestedness
Berarti ilmu pengetahuan bukan propaganda.
4.      Skeptisisme
Berarti keinginan untuk mengetahui dan mempertanyakan didasarkan pada nalat dan keteraturan berpikir.
Tetapi bagaimana mungkin orang menjadi  pengolah ilmu pengetahaun kalau tidak memiliki semangat ilmiah karena praktis tidak dibiasakan menekuni ilmu pengetahuan  dalam artian proses. Maka dalam pembinaan dan pengembangan ilmu pengetahuan, bila karena sesuatu hal pengetahuan ilmiah ini belum dapat diperlukan sebagai satu kesatuan yang lengkap, yang seharusnya diutamakan adalah pemantapannya dalam artian yang ketiga, yaitu ilmu pengetahuan sebagai masyarakat, bukan artian product. Gejala kemasyarakatan yang sama menunjukan juga betapa pentingnya pembinaan ilmu pengetahuan dalam artian proses. Pihak eksekutif harus mampu tidak hanya membentuk teknostruktur yang diperlukan bagi kerja besar tersebut tetapi juga menempatkan di posisi kunci pada teknostruktur pekerja-pekerja otak (knowledge workers) yang sepadan. Pekerja otak ini pada tahap manusia penganalisis, yang bersemangat ilmiah melalui ilmu pengetahuan dalam arti proses.
Manusia penganalisis yang tekun berusaha mengembangkan semangat ilmiah dalam dirinya ini sering dicap oleh aktivis politik kampus sebagai kutu buku yang tidak peka terhadap masalah-masalah masyarakat. Kalau kita mengakui bahwa umat manusia akan memasuki era IPTEK di abad-XXI dan IPTEK akan memainkan peran penting di dalam menentukan kedudukan peran masyarakat bangsa tersebut diantara masyarakat bangsa-bangsa di dunia. Era informasi dimana sekarang kota hidup membombardir kita dengan aneka ragam pengetahuan, melalui berbagai macam media massa, pengajaran, training, yang belum sempat untuk dipahami sudah dating puluhan lainnya dan begitu terus-menerus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar